Jumat, 21 Maret 2014

Canon EOS 70D resmi dirilis, hadirkan 19 titik AF dan Wi-Fi

Hari ini Canon resmi merilis kehadiran EOS 70D, kamera penerus EOS 60D yang mengisi segmen kamera DSLR kelas menengah. Kehadiran kamera ini menjawab rasa penasaran banyak pihak, apalagi banyak beredar rumor kalau EOS 70D akan hadir di awal tahun 2013, namun kenyataannya dia diumumkan di tengah tahun ini. Beberapa peningkatan fitur pasti dilakukan oleh Canon untuk membawa kamera ‘dua digit’ ini jadi andalan penjualan mereka ditengah lesunya pasar kamera (berkat serbuan kamera mirrorlessdan kamera ponsel cerdas). Seakan jadi tren di era nirkabel ini, EOS 70D sudah dibekali fitur Wi-Fi tanpa menambah aksesori apapun.

Tinjauan fisik

Tampak depan :
70d-front
Dari depan nampak hampir sama dengan kamera pendahulunya, baik dari ukuran dan desain secara umum. Bodi kamera EOS 70D mayoritas berbahan plastik yang kokoh, dan sudah didesain untuk tahan cuaca (air hujan dan debu). Di gambar diatas, tampak lensa yang dipasang adalah lensa baru (pertama diperkenalkan di EOS 700D) yaitu EF-S 18-55mm IS STM.
Tampak belakang :
70d-back
Dari belakang juga relatif sama, dengan layar LCD lipat dan tata letak tombol yang mirip (sedikit bertukar posisi adalah tombol INFO dan Delete). Seperti kamera 60D, sebagai kendali setting kamera di belakang ada roda putar, dan tetap tidak disediakan joystick. Kini untuk mengunci tombol 8 arah dan roda belakang disediakan tuas fisik bertuliskan Lock yang lebih mudah dioperasikan. Untuk live-view ada tuas mode still atau movie dan ditengahnya ada tombol Start/Stop untuk mulai dan menghentikan rekaman video. Sepintas tata letak tombol-tombol ini mengingatkan kami pada EOS 6D.
Fitur utama :
  • sensor CMOS 20,2 MP dengan tenaga Digic 5+
  • dual pixel CMOS AF (pertama di dunia, untuk AF saat live-view dan video dengan deteksi fasa)
  • 7 fps, 19 titik AF yang semuanya cross type
  • ISO normal dari ISO 100 hingga ISO 12800
Dibanding dengan EOS 60D, kami senang akhirnya Canon memberi modul titik fokus yang setara dengan EOS 7D, suatu hal yang wajar karena modul AF di EOS 60D sudah diwariskan ke generasi dibawahnya yaitu EOS 650D. Selain itu, keluhan atas lambatnya auto fokus saat live-view (dan fokus kontinu saat merekam video) dijawab oleh Canon dengan memberi fitur dual pixel CMOS AF yang menyempurnakan metoda deteksi fasa pada sensor (pertama diterapkan di EOS 650D). Bedanya disini setiap piksel pada sensornya dibagi menjadi dua photo-dioda yang berbeda. Membagi dua photo-dioda untuk tiap piksel memungkinkan deteksi fasa yang lebih akurat dan lebih cepat, walaupun tidak memakai lensa khusus tipe STM. Area kerjanya meliputi 80% dari tengah sensor, sangat lumayan mengingat kebanyakan obyek yang ingin difokus kan berada lebih di tengah.
Pendapat awal dari DPreview mengenai dual pixel AF ini :
Canon’s approach of splitting every single pixel on the sensor into two separately readable photosites promises, in theory at least, to overcome the biggest problems that have afflicted on-chip phase detection systems to date. We’re certainly excited by what it claims to offer in principle - the ability to work across a large area of the frame, at apertures down to F11, and in low light is a pretty compelling combination. Throw in such goodies as face detection and tracking, and focus point selection by touch, and on paper the EOS 70D looks like it could offer the best live view autofocus of any camera on the market, bar none.
Selain ‘mencomot’ fitur modul AF dari EOS 7D, kamera EOS 70D baru ini juga dibekali kemudahan layar sentuh ala EOS 650D dan fitur WiFi dari EOS 6D. Berikut adalah spesifikasi dasar dari EOS 70D :
  • 7 fps shutter up to 1/8000 s
  • AF 19 titik semuanya cross tye, sensitif hingga -0.5 EV
  • 63-zone iFCL metering
  • ada fitur ‘Silent’ shutter mode
  • HD 1080p30 video, stereo dan ada external mic
  • cakupan viewfinder 98%, perbesaran 0.95x
  • layar LCD lipat dan sentuh, kerapatan 1 juta titik, ukuran 3 inci, rasio 3:2
  • satu slot SD/SDHC/SDXC
  • Built-in Wi-Fi
  • Single-axis electronic level
  • Built-in flash yang bisa menjadi pengendali remote flash
  • ada fitur AF microadjustment (hingga 40 lensa)
  • High Dynamic Range (JPEG-only)
  • ‘Creative Filter’ yang bisa dipreview sebelum diambil fotonya (dalam mode live-view)
Mengenai fitur Wi-Fi yang sudah jadi tren, sebetulnya banyak hal yang bisa dilakukan dengan fitur ini seperti
  • transfer foto antar kamera Canon
  • terhubung ke smartphone atau tablet (via EOS Remote)
  • sebagai remote control dari PC (via EOS Utility)
  • mencetak dari printer yang ‘Wi-Fi-enabled’
  • Upload ke layanan web (misal Canon iMage Gateway)
  • melihat foto lewat TV yang ada fitur  DLNA
dari semua hal yang bisa dilakukan dengan fitur Wi-Fi pada kamera, yang membuat kami paling antusias adalah koneksi dari kamera ke ponsel cerdas. Karena saat kamera sudah dihubungkan ke ponsel atau tablet, banyak hal yang bisa dikendalikan dari ponsel seperti menjadi kendali remote shutter, live-view dari ponsel, bisa memilih titik fokus di layar ponsel, mengatur shutter/apreture/ISO, Ev, melihat isi foto di kartu memori dan menyalin isinya ke ponsel. Semua dilakukan tanpa kabel, dalam jarak yang lumayan jauh (kami pernah mengujinya hingga jarak 20 meter tanpa masalah). Ingat untuk bisa terhubung dengan ponsel, proses mesti diawali dengan menginstal aplikasi EOS Remote sesuai jenis OS perangkat. Kami pernah coba menginstal yang versi Android tapi belum pernah coba untuk yang memakai Apple atau WP, mestinya sih sama saja.
Kesimpulannya, fitur baru di EOS 70D terbagi dalam dua hal, yaitu untuk mereka yang terbiasa dengan gaya memotret tradisional akan dimanja dengan 19 titik AF di kamera ini. Untuk yang suka memotret dengan gaya live-view atau merekam video akan dimanja dengan dual pixel AF yang cepat dan bisa fokus kontinu (tracking obyek). Bonusnya adalah fitur Wi-Fi yang mungkin tidak setiap orang membutuhkan, tapi bagi sebagian lain fitur Wi-Fi ini bisa jadi sangat membantu pekerjaannya.
Kamera EOS 70D akan dijual dalam beberapa opsi paket seperti paket lensa kit EF-S 18-55mm IS STM (12 juta), lensa kit EF-S 18-135mm IS STM (14 juta) atau bodi saja/tanpa lensa (10 juta). Seperti biasa, ketersediaan barang apalagi di Indonesia paling cepat 2 bulan setelah pengumuman ini. Sebagai info, harga EOS 60D yang sudah semakin murah bisa jadi sudah stabil di kisaran 7 juta untuk bodinya saja, menarik buat yang perlu kamera DSLR kelas menengah dengan harga terjangkau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar